Agar Mudah Membadaikan Kata

Menulis itu seperti ibu-ibu lagi marah, kata Ustadz Fauzil Adhim, penulis buku-buku keluarga dan parenting. Perhatikan kalau ibu-ibu lagi marah. Apa saja bisa keluar dari mulutnya. Banjir kata-kata; membadai. Meski dia berbicara keras dan ngebut, tak pernah mentok, tak pernah kehabisan kata. Dia tak perlu berheti untuk berpikir; mau marah apa lagi ya? Kalau penulis pemula sering menemui writer’s block, ibu-ibu yang lagi marah tak akan ketemu angry women’s block.
Malah kesalahan-kesalahan suami misalnya, yang terjadi sudah puluhan tahun lalu, mudah saja dia ungkit kembali. Dia akan mampu menggambarkannya secara detail dan tajam dalam marahnya. Menukik, tepat sasaran. Tak perlu berpikir keras untuk mengingat-ingat, tak susah menemukan ide; kata-kata apa lagi yang akan dia gunakan untuk marahin suaminya. Malah semua terasa otomatis. Kata-kata yang berhamburan itu muncrat begitu saja dari mulutnya.
Apa sebab? Karena ibu-ibu itu merasa sungguh harus menyampaikan sesuatu. Karena dia pikir suaminya harus mengerti tentang kesalahannya, harus mengerti perasaan istri, harus berubah, harus bersikap lebih baik, dan seterusnya. Ya, ada tujuan kuat, ada motiv yang benar-benar menggerakkan, mengapa si  ibu harus terus berkata-kata, bahkan dengan nada tinggi dan tajam.
Nah, begitulah seorang penulis. Akan mudah menyusun kata ketika dia memiliki tujuan yang kuat dalam menulis. Ketika dia berpikir bahwa ada hal yang benar-benar harus disampaikan, ada yang harus dirubah, ada yang harus diperbaiki. Ide pun berseliweran, dia tinggal menuliskannya. Mengalirlah kata demi kata, menjadi kalimat, paragraf dan seterusnya.
Maka, penulis tak boleh sekedar menyusun kata, menjadikannya cerpen atau artikel. Tak boleh sekedar untuk menghadirkan keindahan karya tulis. Penulis harus punya misi yang jelas. Penting untuk menjawab pertanyaan; buat apa menulis? Temukan tujuan, perubahan apa yang kau ingin dari para pembaca tulisanmu. Engkau ingin seluruh remaja perempuan mengenakan kerudung yang sesuai syari’at. Atau kau ingin stiap remaja dapat menjauh dari rokok, mislanya.
Bila keinginamu itu telah menghujam di jiwa, bersiaplah untuk membadaikan kata. TULIS, TULIS, TULIS dan TERUS TULIS!


0 komentar:

  © Blogger template Writer's Blog by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP